Sebulan yang lalu, salah satu temanku, sebut saja namanya Ina, mengirimkanku SMS untuk meminjam uang sebesar 15 juta rupiah karena usahanya mandet. Ketika aku menerima SMS-nya, aku langsung bertanya-tanya sendiri dalam hati. Aku tidak pernah merasa dekat dengan Ina dari dulu sampai sekarang. Kita memang teman, tapi yah cuman sebatas teman yang aku kenal dia dan dia juga kenal denganku. Aku pun akhirnya membalas SMS-nya dan berkata, "Tunggu sebentar ya, aku akan meneleponmu nanti." Di tengah kegalauanku, aku pun akhirnya memutuskan untuk meminjamkannya uang.
Seminggu setelah SMS itu, aku pun bertemu dengan Ina di sebuah cafe untuk meminjamkan uangku padanya. Ketika aku bertemu dengannya, kulihat ekspresi kaget Ina yang berusaha disembunyikannya dengan tersenyum padaku.
Ina : "Aku bener-bener gak nyangka kalau kamu yang akhirnya mau minjemin aku duit sebanyak itu.
Aku : (dengan penuh kebingungan) "Maksudnya emangnya kenapa ya?"
Ina : "Waktu itu, aku udah coba hubungin 9 teman aku yang aku anggap deket untuk pinjam duit 15 juta ini. Tapi kamu tahu, yang terjadi adalah mereka semua menolakku. Kamu itu orang ke-10 yang aku hubungi. Aku tahu kita gak pernah dekat dan ketika aku mutusin buat minjam duit dari kamu pun, aku sempat berpikir bahwa ini gak mungkin banget. Dan ternyata lihat, aku malah duduk berdua disini bareng kamu. Dari kejadian ini, aku belajar bahwa ternyata teman dekatku tidak sebanyak yang aku kira. Ternyata aku itu selama ini cukup kesepian."
Setelah pembicaraanku dengan Ina waktu itu, aku pun mulai berpikir, apakah teman-teman dekatku bakalan rela bantuin aku kalau aku lagi dalam kesusahan? Aku pun menelepon Ina dan memberitahunya tentang skenarioku untuk berpura-pura meminjam duit dengan ke-10 temanku ini. Ina malah menjawabku dengan sedikit tertawa, "Kamu yakin mau ngelakuin semua ini? Nanti kamu malah sakit hati loh lihat hasilnya. Mendingan gak usah deh!"
Walaupun Ina sudah memperingatkanku, tapi aku masih tetap saja ingin mencobanya. Aku pun mengumpulkan daftar ke-9 temanku dan mengurutkan mereka dari yang paling dekat hingga yang tidak dekat. Ke-9 temanku ini termasuk dalam golongan yang cukup kaya, sehingga kalau aku mau meminjam uang dari mereka, harusnya itu bukanlah masalah yang cukup gede buat mereka. Dan 9 temanku ini juga bukanlah teman kerjaku, jadi mereka benar-benar teman-teman yang akan aku ajak untuk keluar makan, minum dan main ketika aku sedang bosen.
Aku pun mengirimkan mereka semua SMS dengan isi yang kurang lebih seperti ini;
"Belakangan ini aku tiba-tiba ada masalah yang cukup parah, boleh gak ya aku pinjem duitmu sementara? Kira-kira 10 juta. Aku janji aku bakalan balikkin bulan depan. Aku tahu ini agak terburu-buru tapi kalau kamu punya waktu, tolong telepon aku sebentar atau balas aja SMS-ku ini."
Aku pun menerima 7 balasan SMS dan 2 panggilan masuk beberapa saat setelah aku mengirimkan SMS tersebut.
T1: Aduh, sorry banget nih, aku belakangan juga lagi ada masalah nih. Beneran sorry banget gak bisa minjemin. Kamu coba tanyain yang lain aja, sapa tahu mereka bisa bantuin.
T2: Sorry banget nih, bulan lalu pamanku baru aja minjem duitku, mungkin kalau bulan depan kamu masih butuh, aku baru bisa pinjemin.
T3: Beneran sorry banget, belakangan ini keuanganku lagi mepet banget, kayaknya kalau mau minjemin kamu uang rada susah.
T4: Eh, sorry nih, uangku barusan kubuat beli stock, sorry ya!
T5: Kok lu tumben sih minjem duit? Gw kemarin baru aja minjemin temen gw 5 juta. Sorry ya, lu coba tanya orang lain deh gimana.
T6: Sorry nih, gw lagi gak ada cash sekarang.
T7: Anakku baru aja masuk sekolah jadi butuh biaya ini dan itu. Sekarang aku lagi gak ada cash juga buat minjemin kamu, sorry banget ya!
Aku pun akhirnya menerima telepon dari salah temanku yang sebut saja namanya Hana.
Hana: Halo, ini XX bukan? (XX itu aku)
Aku : Iya, Hana.
Hana: Kamu itu kenapa? Kok tumben banget uang segitu masih mau pinjem?
Aku : Iya nih, aku lagi butuh banget sekarang. Adikku tiba-tiba masuk rumah sakit dan duit cashku aku buat beli stock.
Hana: Oh ya? Adikmu gapapa kan? Kamu sekarang lagi di kantor gak?
Aku : Aku sekarang lagi di rumah sakit sih.
Hana: Oh, kalau gitu, kamu kasih tahu aja nomer rekeningmu, nanti aku kirimin langsung.
Aku : Thanks banget loh, Hana!
Setelah telepon dari Hana, aku pun mendapat telepon dari temenku lagi yang kita sebut aja namanya Indah.
Indah : Halo, kamu lagi dimana?
Aku : Aku lagi di kantor nih.
Indah : Aku udah siapin uangnya nih, mau aku yang anterin ke kantormu atau gimana ya?
Aku : Aku aja yang kesana, Indah. Masa aku yang pinjem duit kok kamu yang anterin.
Indah : Oh gapapa kok, aku sekarang lagi gak di kantor soalnya.
Aku : Oh, atau gak gimana kalau kamu transfer aja langsung ke rekeningku?
Indah : Boleh deh kalo gitu, kamu kasih aku aja nomernya lewat SMS ya.
Aku : Oke, thank you yaa Indah!
Sobat tahu gak, dari ke-9 temanku ini, yang akhirnya malah rela minjem aku uang adalah mereka yang urutannya berada di urutan ke-8 dan ke-9, yang artinya secara kedekatan, aku paling gak dekat dengan mereka! Aku pun hanya bisa tersenyum miris melihat semua temanku yang aku anggap teman dekat, ternyata mereka hanya mau bersamaku ketika aku senang dan ketika aku susah, mereka malah tidak ada satu pun yang mau membantuku.
Sumber : B H | Cerpen.co.id
0 Response to "Aku Pura-pura Bangkrut dan Coba Meminjam Uang Dari 9 Teman, 7 Menolaknya, Tapi 2 Lainnya Malah Menjawab Seperti Ini"
Posting Komentar